Beranda | Artikel
Pembangunan Masjid Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
Selasa, 31 Oktober 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Pembangunan Masjid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 14 Rabi’ul Akhir 1445 H / 29 Oktober 2023 M.

Kajian Hadits Tentang Pembangunan Masjid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Dari Anas bin Malik -semoga Allah meridhainya- ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang ke Kota Madinah, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun singgah di dataran tinggi kota Madinah, di sebuah perkampungan yang bernama Banu ‘Amr bin ‘Auf (yang disebut dengan Quba’), lalu kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tinggal di situ selama 14 malam. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus seseorang kepada pembesar Banu Najjar. Maka datatanglah mereka dalam keadaan menghunuskan pedang-pedang mereka.”

Kata Anas: “Seakan aku melihat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas kendaraannya dan Abu Bakar memboncengnya di belakang, dan para pembesar Banu Najjar berada di sekitar beliau, hingga beliau pun berhentilah di halaman rumah Abu Ayub Al-Anshari.”

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kebiasaannya beliau yaitu shalat saat telah tiba waktu shalat. Dan beliau juga shalat di kandang-kandang kambing. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membangun masjid. Lalu nabi kembali mengirim seseorang kepada pembesar Banu Najjar. Datanglah mereka.

Maka Rasulullah bersabda kepada Banu Najjar: “Wahai Banu Najjar, sebutkan berapa harga kebun kalian ini, aku ingin membelinya (untuk pembangunan masjid).” Maka mereka berkata: “Tidak demi Allah, kami tidak mau meminta harganya kecuali kepada Allah saja.”

Berkata Anas: “Dan di kebun itu sebagaimana aku telah mengatakannya, di sana ada pohon-pohon kurma, ada kuburan orang-orang musyrikin dan ada reruntuhan-reruntuhan bangunan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh agar pohon-pohon kurma itu ditebang, dan agar kuburan orang-orang musyrikin ini digali dan dipindahkan, dan agar reruntuhan-reruntuhan bangunan itu diratakan, lalu kemudian batang-batang pohon kurma ini dijejerkan di bagian kiblat. Dan mereka menjadikan samping kanan kiri dan belakangnya bebatuan.”

Kata Anas selanjutnya: “Mereka melantunkan syair sedangkan Rasulullah bersama mereka, “Ya Allah! Tidak ada kebaikan melainkan kebaikan di akhirat. Karena itu tolonglah kaum Anshar dan kaum Muhajirin.”

Mereka membangun masjid itu sambil bersyair, dan saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama mereka, dan mereka berkata: ‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat saja, maka belalah kaum Anshar dan kaum Muhaji rin.`” (HR. Muslim)

Pentingnya Pembangunan Masjid

Hadits ini menunjukkan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hijrah dari Makkah, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam singgah dulu di Quba selama 14 malam lamanya. Kemudian setelah itu baru Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pindah ke kota Madinah, dan di sana yang pertama kali beliau bangun adalah masjid. Ini menunjukkan betapa pentingnya pembangunan masjid.

Dimana masjid itu sebagai center (pusat) dalam Islam. Nabi membangun masjid, dan dari masjid itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendidik para sahabat dengan mengajarkan mereka ilmu. Di masjid itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mempersiapkan pasukan-pasukan. Di masjid itu pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan berbagai macam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kaum muslimin.

Tidak bolehnya shalat di kuburan

Hadits ini merupakan dalil tidak bolehnya shalat di kuburan. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika membeli kebun tadi, di situ ada kuburan orang-orang musyrikin. Maka kuburan itu kemudian digali lalu dipindahkan ke tempat yang lain. Berarti ini memberikan kepada kita faedah tidak bolehnya shalat di kuburan. Sebab kalau itu boleh, tentu Nabi tidak akan memindahkan kuburan tersebut.

Kita tidak boleh shalat di kuburan, walaupun itu kuburan orang-orang musyrikin, sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang untuk menjadikan kuburan sebagai masjid. Beliau bersabda dalam hadits:

لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Semoga Allah melaknat orang Yahudi dan Nasrani, mereka mengambil kuburan nabi mereka sebagai masjid.”

Lihat: Hadits Larangan Menjadikan Kubur Sebagai Masjid

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53523-pembangunan-masjid-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/